Language | Malay |
---|---|
ISBN-13 | 9789358460247 |
No of pages | 236 |
Book Publisher | Ukiyoto Publishing |
Published Date | 01 Jan 2023 |
I am a former Professor and Dean at the Tata Institute of Social Sciences, Mumbai, a former Professor and Principal at MSS Institute of Social Work, Nagpur University, Nagpur. I gained my Certificate of Achievement in Justice from Harvard University; Diploma in Human Rights Law from National Law School of India University, Bengaluru; MA in Social Work from Tata Institute of Social Sciences, Mumbai, LLB and PhD from Nagpur University, Nagpur. Dattsons Nagpur, Ashish Publishing House, New Delhi, APH Publishing Corporation New Delhi, and Indian Social Institute New Delhi have published my books on Criminology, Correctional Administration, Victimology, Human Rights, Social Justice and Participatory Research. I have published more than twenty research articles in peer-reviewed journals and presented many research papers in national and international conferences, seminars and colloquiums. I have written a novel in Malayalam, published by Mulberry Books, Calicut, and well-received by readers everywhere. I live in Kerala, India ([email protected])
© 2024 Dharya Information Private Limited
"Kisah ini menggambarkan aliran yang sederhana namun kompleks dalam hubungan ibu-dan-anak perempuan, di mana anak perempuan bahkan dapat membunuh ayahnya sendiri untuk mengembalikan kehormatan ibunya. Karakter utama dalam cerita ini adalah Amaya, seorang pengacara; putrinya Supriya (Poornima), seorang neurolog; dan ayahnya, Karan, seorang peneliti medis. Pencarian Amaya untuk menemukan putrinya yang diculik oleh ayahnya, pencarian psikis Supriya untuk menemukan ibunya yang dipisahkan sejak lahir, dan kehidupan ganda Karan membentuk tema cerita ini. Cerita ini menggambarkan keinginan Amaya untuk bertemu dengan putrinya dan kesadaran Supriya bahwa ayahnya telah mengkhianati ibunya. Semuanya dimulai dari panggilan telepon yang tak terduga. Amaya dan Supriya terus berkomunikasi; setiap hari membawa pengungkapan baru. Amaya berkembang melalui Vipassana, menemukan ranah dan makna baru dalam hidup, mengatasi rasa sakit, kesedihan, kecemasan, dan dukacita. Ini menciptakan pemisahan dengan pencerahan. Setelah dua puluh empat tahun berpisah, Amaya menemukan kembali Supriya di penjara. Polisi mengklaim bahwa Supriya membunuh ayahnya meskipun ia sangat mencintainya. Pembunuhan itu dilakukan untuk menebus kejahatan ayahnya terhadap ibunya. Setiap tanda cinta membawa jejak balas dendam yang tak terpisahkan dan tak terduga; tidak ada hubungan yang ada tanpa kekerasan. Kita membunuh orang yang paling kita cintai."